Jumat, 30 Januari 2015

DAMPAK SOSIAL TAWURAN ANTARA WILAYAH RT/RW DI JAKARTA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Sebagai bangsa yang besar dan memiliki berbagai macam etnis, suku, agama, ras yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke, termasuk di dalamnya adalah Jakarta sebagai Ibukota Indonesia. Jakarta terdiri dari berbagai macam masyarakat dengan berbagai macam perbedaan suku, agama, ras, tingkat pendidikan, kemampuan ekonomi dan sebagainya atau bisa juga disebut sebagai miniatur Indonesia.
Perbedaaan selalu ada didalam kehidupan bermasyarakat, tetapi tergantung bagaimana cara kita menyikapi perbedaan tersebut. Apabila kita menyikapi perbedaab secara positif akan tercipta kedamaian, apabila kita menyikapi secara negatif, akan terjadi konflik atau perpecahan. Karakter Karakter Jakarta yang merupakan wilayah urban yang paling diminati oleh para perantau sehingga menimbulkan banyak warna dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial muncul karena rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, semakin pudarnya pengimplementasian nilai-nilai Pancasila, minimnya pendidikan karakter, juga rendahnya sifat toleransi dan saling menghargai pada masyarakat yang kerap melakukan tawuran.
Pada kenyataannya, perbedaan yang ada di masyarakat menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik. Konflik dapat terjadi di masyarakat karena perbedaan pendapat, perbedaan paham, terlalu fanatik dengan yang diyakini, salah paham, perasaan yang sensitif, sampai dengan masih labilnya kejiwaan yang biasanya terjadi pada remaja. Contohnya adalah tawuran yang masih sering terjadi.
Oleh karena itu, dalam kehidupan bermasyarakat tentu ada sekelompok orang yang memiliki kedudukan yang berpengaruh dan diakui sebagai pemimpin oleh suatu kelompok atau golongan tertentu dalam mengontrol perilaku masyarakatnya yang disebut dengan tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat memiliki tugas dan fungsi yaitu mampu merencanakan, mengorganisir, serta mengontrol warganya. Dengan adanya fungsi tersebut di nilai sangat penting dalam membentuk dan membina perilaku moral masyarakat karena dia selaku pemimpin yang diakui oleh masyarakat. Kontribusi dari seorang tokoh masyarakat menjadi lebih kompleks dalam mewujudkan penerapan nilai dalam masyarakat karena sikap yang ditunjukkan oleh seorang tokoh akan mempengaruhi sebagian kecil tingkah laku masyarakat.
Seperti halnya di Otista Raya Jakarta timur, hampir semua pemicu tawuran massal adalah masalah-masalah sepele. Sebagian besar peristiwa tawuran massal berawal dari adanya perasaan tersinggung seorang atau sekelompok warga karena diejek atau tidak sengaja bersenggolan dengan seorang atau sekelompok warga lain ketika berpapasan di jalan, saat menonton pertandingan atau bahkan ketika kalah bermain bola dan sebagainya. Sedangkan penyebab lainnya berhubungan dengan masalah ekonomi dan kependudukan (tingkat pengangguran yang tinggi, peredaran narkoba, pendidikan yang rendah, tingkat kepadatan penduduk dan lain-lain) serta adanya masalah pribadi yang berkembang menjadi masalah kelompok.Di tengah upaya meredakan kekerasan antarwarga di Otista Raya,Jakarta Timur tawuran masih saja terjadi. Bahkan tawuran antara dua kelompok warga terjadi di kawasan itu Minggu (20/06/2014) dinihari berimbas pada kebakaran di dua rumah serta satu sepeda motor. Tawuran terjadi sehari sebelumnya Sabtu (19/06/2014) pukul 20.00 WIB sampai 24.00 WIB. Berbagai acara seperti arak-arakan, pentas seni dan bazar diadakan untuk memeriahkan acara itu. Ironisnya acara festival budaya itu digelar sebagai upaya meredam tawuran antarwarga di kawasan itu sehari usai festival budaya tawuran pecah. Kondisi masyarakat yang heterogen, apabila dikelola dengan baik maka akan menutup peluang terjadinya tindakan anarkis, destruktif, dan merusak lingkungan maupun fasilitas sosial dan fasilitas umum. Pemukiman penduduk yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi ditambah lagi dengan rendahnya kesejahteraan dan tingginya angka pengangguran sangat dapat memicu timbulnya konflik, baik itu antar individu maupun antar kelompok. Oleh sebab itu, pemerintah berkewajiban memberikan fasilitas yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam berekspresi dan berkreasi sesuai dengan minatnya. Apabila semua fasilitas yang menunjang kehidupan telah terpenuhi, maka kecil kemungkinan bagi warga untuk tidak hidup tertib karena semua kebutuhan akan kelangsungan hidupnya telah terpenuhi.
1.2       Tujauan
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh data empiris tentang peran tokoh masyarakat dalam mengatasi tawuran antar warga di RW 08 Otista Raya Jakarta Timur.

1.3       Sasaran
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Pemimpin dapat dibagi menjadi dua, yaitu pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin informal ialah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena iamemiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat. Tokoh masyarakat adalah mereka yang memiliki kedudukan sosial dan dihormati di lingkungannya. Mereka disebut tokoh masyarakat karena memiliki kedudukan serta pengaruh dan diakui oleh masyarakat. Menurut UU Nomor 8 Tahun 1987 pasal 1 ayat 6 Tentang Protokol bahwa tokoh masyarakat adalah seseorang yang karena kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari masyarakat dan/atau Pemerintah. Sedang pengertian tokoh masyarakat menurut UU Nomor 2 Tahun 2002 pasal 39 ayat 2 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa tokoh masyarakat ialah pimpinan informal masyarakat yang telah terbuki



BAB II
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan Dampak Sosial Tawuran Antar Wilayah RT/RW di Jakarta dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupu neksternal dilihat dari aspek :
1.      Kekuatan (Strength)
a.       Kekompakan dalam melakukan aksinya tersebut
b.      Mendapatkan nama jagoan diantara pemenang tawuran tersebut
c.       Tenaga perkelompok
d.      Untuk mencapai tujuan kemenangan bersama

2.      Kelemahan (Weakness)
a.       Tidak berani bila aksinya tersebut dilakukan secara satu lawan satu
b.      Merugikan pihak lain
c.       Pencemaran nama baik,
d.      Kurangnya peran aparat keamanan

3.      Peluang (Opportunity)
a.       Kemenangan
b.      Kekalahan
c.       Penyesalan
d.      Pemegang kekuasaan

4.      Tantangan/Hambatan (Threats)
a.     Tenaga dalam melakukan tawuran
b.    Menjadi catatan buruk bagi masyarakat yang dirugikan
 c.   Membuktikan siapa yang jagoan diantara kelompok tawuran tersebut
 d.  Merugikan bagi masyarakat banyak



BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan
a.  Dengan kesadaran diri sendiri yang besar mewujudkan ketentraman
b. Pemimpin dapat dibagi menjadi dua, yaitu pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi.
c. Tokoh masyarakat adalah mereka yang memiliki kedudukan sosial dan dihormati di lingkungannya. Mereka disebut tokoh masyarakat karena memiliki kedudukan serta pengaruh dan diakui oleh masyarakat.
d. Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2002 pasal 39 ayat 2 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa tokoh masyarakat ialah pimpinan informal masyarakat yang telah terbukti menaruh perhatian terhadap kepolisian.


2. Rekomendasi
a.         http://skripsippknunj.org
b.         JURNAL PPKN http://skripsippknunj.org ISSN: 2337-5205
c.         PPKN ilmu sosial dasar http://skripsiilmusosialdasar.ac.id
d.        Buku cara bermasyarakat Ilmu Sosial Dasar (th. 2002)

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar